Sayang...
Cahaya matahari yang
mengintip masuk melalui teralis membangunkanku dari lelapnya cahaya bulan. Dan pagi
ini aku sangat merindukanmu saat pertama kali membuka mata. Tak hanya pagi
ini-- bahkan tiap detik senyumanmu selalu terbayang dari benakku. Memang, aku
tak bisa menyentuh dan menjamah fisikmu namun pikiranku tak pernah
mengizinkanku untuk memikirkan hal lain selain dirimu. Aku sangat mencintaimu,
sayang. Dan aku sangat yakin 100% bahwa kau merasakan hal yang sama. Hemm...
Benar kan kau merasakan yang sama sepertiku?
Sayang..
Sudah hampir tiga bulan aku
terkurung di sini, aku sudah tak tahan lagi diperlakukan tak adil. Apa yang kau
dan mereka mau dariku? Aku yang memimpin proyek Cerebral Boyd No 23 ini, tapi
aku sendiri malah dikurung di sini. Sayang, tolong aku. Aku sangat menderita di
sini, aku ingin bertemu denganmu, aku ingin bebas. Kumohon tolong aku...
Tiga hari yang lalu kau bisa
hadir sebelum aku memutuskan untuk tidur, tapi kenapa sekarang kau tidak muncul
kembali?! Katanya kau cinta padaku? Kau bilang kau akan menikahiku? Mana bukti
cintamu?! Aku si jenius Laura Bates, tega kau melakukan ini padaku!
Kau hanya muncul dengan
senyuman lalu kemudian menghilang. Aku tidak butuh senyumanmu sayang! Aku butuh
pertolonganmu!
Suruh orang orangmu pergi
sayang. Aku takut mereka kembali lagi ke sini dan memberiku obat itu. Obat yang
kau beri selalu membuat kepalaku sakit, membuatku seperti terpisah dengan
ragaku. Tubuhku selalu bergetar hebat tiap mengingat apa efek yang ditimbulkan
obat itu. Emosiku menjadi sangat labil, aku merasa sangat sedih setelah
mengkonsumsi obat itu. Aku terus menangis, padahal aku tak ingin menangis. Bola
mataku sudah sangat kering karna terlalu sering mengeluarkan air mata yang
berdampak perih tiap kali aku mencoba untuk tidur.
Sayang, sudah kucabut bola
mataku sebelah kanan karna tak tahan dengan perih yang terus menerus muncul
karna efek obat itu. Namun karna perbuatanku itu, kau sekarang memberiku
sengatan listrik otomatis, yang akan muncul menyetrum tubuhku tiap kali kucoba
untuk menarik bola mataku. Oh sayang... tolong aku...
Sayang...
Apa kau bisa merasakan
kesakitanku? Aku sangat tersiksa di sini sayang. Ayo tolong aku, kumohon padamu
tolong aku, hentikan perbuatanmu..
Oiya, kemarin aku bilang kepada
Dr. Andra bahwa aku melihatmu di sini, ya aku bilang padanya bahwa aku
melihatmu datang ke selku. Aku kira dia akan kaget dengan ceritaku, namun
ternyata tidak. Kulihat dia tersenyum dan ekspresinya berubah sumringah ketika
kuceritakan hal itu. Bahkan dia pun dengan semangat memintaku untuk segera
menceritakan kejadian itu secara detail, wah aneh kan untuk wanita pembuat obat
sepeti dia? Hahaha--
Lalu ia memberiku tiga lembar
kertas dan sebuah pulpen, supaya aku dapat langsung menuliskan sesuatu bila aku
bertemu denganmu. Sekarang aku dapat menulis seperti ini, aku senang, jadi aku
dapat mencurahkan betapa aku cinta padamu dan betapa menderitanya aku karna
perbuatanmu di rumah sakit jiwa ini.
Mereka mengira aku
pembangkang karna tidak mau melanjutkan pembuatan obat yang mereka bilang
sebagai obat masa depan, hmm tentu saja mereka salah. Aku menolak karna
beberapa kali kucoba dengan dengan tikus percobaan, efek yang muncul malah
sulit diprediksi. Saat tikus itu sendirian di dalam box dia hanya diam di sudut
box dengan ekspresi yang sepertinya menunjukan kesedihan. Dan suatu hari karna
kasihan aku memindahkan tikus tersebut ke box lain yang berisi banyak tikus
tikus. Awalnya itu berlangsung baik, namun kau tau sayang apa yang terjadi 6
jam kemudian? Aku masih ingat kira kira jumlah tikus di dalam box itu sekitar seribu
tikus tapi setelah itu, semua tikus dalam box mati dengan keadaan tanpa kepala
malah setengahnya sudah rusak tercabik badannya. Box yang tadinya berwarna
putih, berubah menjadi merah karna darah yang muncrat bercucuran. Aku terkejut
melihat itu, namun yang lebih membuatku terkejut hanya satu tikus yang masih
hidup, ya itu tikus yang kujadikan kelinci percobaan. Aku telah membuat
monster, sayang. Aku tidak bermaksud menolak melanjutkan penelitian obat itu,
aku hanya takut itu juga akan terjadi kepadaku..
Kau tau sayang...
Sebenarnya aku tidak terima
diperlakukan seperti ini. Aku seorang wanita yang pintar. Aku seorang wanita
yang kuat. Aku seorang pencipta jenius. Kau dan mereka, semua orang di Cerebral
Boyd tidak berhak memperlakukanku seperti ini!!
Aku ini mudah diatur, kalian
tinggal tegas terhadapku. Tapi tidak dengan perlakuan sampah seperti ini.
Tunjukan padaku bagaimana persisnya mereka ingin penelitian itu dilakukan, maka
aku akan belajar melakukannya dengan otomatis.
Sayang, jika kau pikir aku
adalah hamba kalian, kau benar! Tapi sayangnya juga hamba dari semua pecundang.
Dengan kejeniusanku kau dan mereka selama ini telah kujadikan besar. Tapi ingat
dengan perlakuan kalian yang seperti ini, aku akan membalas dan kalian semua
akan kujadikan pecundang!
Sayang..
Kumohon datanglah padaku
malam ini, peluk aku, panggil namaku, hubungi aku. Aku sangat merindukanmu. Aku
tak percaya dengan semua omongan pasien di rumah sakit ini. Mereka semua gila!
Aku yakin kau masih hidup. Mereka bilang, aku memakanmu dan menggoreng matamu
sebelum kumakan bersama tikus lab. Hah! Bagaimana bisa aku memakanmu?! Aku bukan
kanibal. Jikalau aku seorang kanibal maka sudah sejak lama semua orang di sini
kukuliti satu persatu dan kupanggang bersama potongan babi panggang presto
favoritku----
...............................
***
Suasana
sel berubah menjadi kacau balau karna teriakan yang dikeluarkan pasien no 4
sangat kencang. Dia berteriak dengan raungan yang sangat memekakan telinga yang
otomatis membuat seluruh penjaga datang berduyun duyun menuju selnya. Dan
ketika membuka pintu sel, dapat terlihat ekspresi penjaga tersebut berubah 180
drajat dari takut menjadi sangat takut. Semuanya melihat bagaimana pasien no 4
telah menusuk bola matanya dengan pensil yang dia pakai untuk menulis sebuah
pesan, ya yang tampaknya merupakan sebuah jurnal kecil. Darah muncrat
bercucuran keluar dari mata kanannya yang sebenarnya hanya tinggal satu buah.
Selain darah, sengatan listrik pun muncul memercikan panas ke seluruh
kepalanya. Semua penjaga ketakukan untuk mendekat, mereka tak punya keberanian
karna takut akan sengatan listrik yang muncul dari kepala pasien no 4.
Tiba
tiba sengatan listrik tersebut berhenti. Pasien no 4 terkulai lemas tak berdaya, banyak yang mengira dia akan mati namun tanda tanda kehidupan masih
nampak jelas dari sel motoriknya yang menunjukan dia masih dapat bergerak.
Pasien
no 4 berdiri. Semua terkejut melihat hal itu. Tak ada satu orang pun berani
mendekat. Sambil memegang matanya yang penuh darah, pasien no 4 berjalan dengan
perlahan keluar sel menuju sekumpulan orang yang masih melihatnya dengan rasa
takut.
“Aku
tau kalian semua melihatku!”, teriak pasien no 4.
Suasana
hening, tak ada satupun yang berani menjawab pertanyaan pasien No 4 yang
berjalan dengan keadaan yang tergopoh gopoh menahan rasa sakit. Dia benar benar
sangat marah sehingga rasa sakitpun tak dapat menghentikan laju jalannya.
Pasien No 4 itu adalah, Antoni Malaka dia adalah pemimpin sekaligus kelinci
percobaan proyek rahasia 23 “Blank Medicine”.
“Dia merusak otakku!”, gumam Antoni
dalam hati.
Obat
itu membuat kepribadian lain dalam diri Antoni. Kepribadian Laura Bates (seorang
wanita psikopat yang telah membunuh ayah dan kekasih ayahnya sendiri dari New
Jersey, USA) muncul dan seakan mengambil alih dirinya. Laura Bates adalah
kepribadian ganda yang sangat gila dan mencintai dirinya sendiri. Laura Bates
bahkan rela memotong kemaluan Antoni agar terlihat seperti wanita sempurna
adanya. Bahkan Laura sampai memakan jempol kiri dan salah satu bola mata Antoni
karna kelaparan. Untuk sementara, Antoni dapat bebas dari pengaruh Laura.
Dia sangat marah. Hanya satu
orang yang dia tau harus bertanggung jawab atas kejadian ini, ya Dr. Andra. Dia
tau ini hanya sementara sebelum Laura kembali mengambil alih tubuhnya, dalam
waktu sesingkat ini dia harus bisa membunuh Dr. Andra untuk membalaskan dendam.