Malam
minggu adalah malam dimana harusnya semua kesibukan yang telah dilalui selama
bekerja terbayar lunas dengan hanya temu kangen kekasih hati. Bertatap muka
hanya sekedar melihat bentuk wajah kekasih yang dicintai memang tak bisa
ditandingi oleh apapun. Perasaan cinta yang tulus dan apa adanya adalah
perasaan murni yang tak terkalahkan bahkan oleh materi yang besar. Ibarat sepasang
mata yang tak pernah saling melihat satu sama lain namun dapat saling
melengkapi dan merasakan keberadaan yang lainnya, jika salah satunya rusak
atau hilang maka tak seimbanglah saat menatap luasnya dunia, cahaya seolah
mundur perlahan karna termakan ganasnya kegelapan yang menjadi nyata. Sepasang
kekasih sejati adalah sepasang bola mata yang tak akan pernah meninggalkan satu
sama lain, mereka akan saling setia hingga nasib Tuhan memisahkan.
Sebagai
seorang wanita seutuhnya, aku percaya akan kisah indah negeri dongeng. Aku suka
Snow White, Beauty and The Beast, Rapunzel dan Little Mermaid, intinya aku suka
semua kisah indah yang disajikan oleh Disney. Aku seorang wanita kuno yang
mendambakan kisah cinta klise layaknya seorang putri raja, aku menunggu
pangeran berkuda putih datang menjemputku dan menyelamatkanku dari tawanan ratu
iblis yang sangat jahat. Satu hal yang kuyakini, pria mana pun itu yang
berhasil menaklukan hatiku adalah pria yang sangat beruntung. Aku akan
menyayanginya dengan tulus, dan aku akan setia padanya layaknya kucing spinx piliharanku
yang selalu menjilati kakiku ketika bangun tidur, sambutan pagi yang cukup romantis
dari hewan tanpa bulu. Oh, aku tau betapa beruntungnya Mason, menjadi kekasihku
dan aku yakin dia adalah pria tepat yang digariskan oleh Tuhan untuk menyelamatkanku
dari tawanan ratu iblis yang sangat jahat.
Sinar
matahari yang menerangi hari sabtu ini memancarkan radiasi lembut penuh
dinamika seakan membuat perasaan dan batinku menjadi jauh lebih tenang dari
biasanya, benar benar weekend yang sempurna. Aku ingin merayakannya dengan
Mason, agar dia tau aku mencintainya dan hanya aku wanita yang bisa memilikinya.
Siang ini, Mason datang menghampiriku hanya untuk sekedar menyambut malam
minggu. Aku tau dia sangat lelah sehabis bekerja, maka tak heran jika kadang
ucapannya menjadi ngelantur, ada baiknya dia kubiarkan dulu untuk istirahat
melepas penat. Mungkin sedikirt surprise keci, walaupun hanya sekedar makan
malam romantis penuh nelangsa, bisa menjadi foreplay terbaik untuk sex yang
luar biasa malam ini. Steak merupakan pilihan yang tepat untuk itu lagipula aku
bisa memasak menggunakan dapur umum kostku
***
“Hei sedang apa kau?” Tanya
seorang wanita asing kepadaku.
“Kau
tak lihat? Aku sedang memasak.”
“Begitukah?”
Katanya. “Masak apa? Kelihatannya enak..”
“Hanya
steak, untuk kekasihku.”
Aku
mengeluarkan handphone dari saku celana hanya untuk menyetel musik. Aku sedikit
terganggu dengan kehadiran wanita asing ini, sejenak aku hentikan dulu
kegiatanku menumis bawang bombay. Kubuka music library di handphone,
kulihat wanita itu masih fokus memandangi beberapa potong daging yang kuletakan
disebelah penggorengan. Beberapa saat aku bingung untuk memilih pilih lagu dan secara random kupilih
lagu Johnny B Goode milik Chuck Berry, dari albumnya yang sangat terkenal Chuck
Berry Is On Top. “Oh, Chuck kenapa kau
begitu narsis?”.
Way down Louisiana close to New Orlean
Way back up in the woods among the evergreens
Livin’ in a cottage made of earth and wood
Lived a country boy name of Johnny B. Goode
He never ever learned to read or write so well
But he could play the guitar just like ringing a bell
Walaupun tak mengerti lagu blues klasik
seperti ini tapi aku dapat menikmati setiap nada gitar yang dipilih
oleh Chuck Berry. Not yang dia pilih memang jenius dan dapat membuat
orang yang tak mengerti musik pun berdansa mabuk kepayang.
“Selera musikmu bagus.” Ujar wanita itu.
“Ah tidak, ini lagu favorit kekasihku.”
“Benarkah? Dia pasti seorang yang pintar,
seleranya bagus.”
Aku tersipu malu mendengar ucapan wanita
itu.
“Tapi sangat disayangkan Chuck Berry penyembah
setan.”
“Hah? Itu Cuma gosip.”
“Dia memakan kucing.”
Rasa mual mendadak menyelimuti seluruh
isi kepalaku. Sebagai seorang penyayang kucing aku tak dapat membayangkan jika
benar Chuck Berry memakan seekor kucing, seumur hidup aku bersumpah tak akan
lagi mendengar lagu lagu yang dia bawakan. Aku kembali tak menghiraukan wanita
asing itu selain sok kenal dia juga menyebalkan karna cerita tentang Chuck
Berry dan kucing barusan. Lagipula apa hubungannya makan kucing dengan
penyembah setan, wanita bodoh.
“Eh ngomong ngomong itu daging yang
bagus, baru dibeli?”
“Tidak juga.” Jawabku dengan ketus.
“Steak terbaik memang harus disajikan
dengan daging terbaik.”
Aku mengangguk tanda setuju dengan
pendapat wanita itu.
“Saus apa yang akan kau gunakan untuk
steak mu?”
“Lada hitam.”
“Sebaiknya jangan campurkan banyak air,
saus yang kental dapat mengurangi cita rasa daging. Apalagi daging itu
sepertinya sangat bagus.”
“Bagaimana kalau steak tanpa saus?”
“Jangan bercanda, kau bukan suku
pedalaman kan?” Jawab wanita itu seraya tertawa mendengar pertanyaanku.
Aku sedikit menarik kesimpulan bahwa
wanita itu sedikit banyak paham tentang khasnya daging. Dan mungkin saja dia
paham tentang mengolah daging yang berkualitas, sedikit percakapan mengenai hal
khusus mungkin tak terlalu membosankan.
“Sepertinya kau paham tentang daging?”
Tanyaku.
“Bisa dibilang begitu. Kau beruntung
bertemu denganku, aku bisa memberi masukan padamu tentang memasak daging yang
enak, kekasihmu pasti akan suka steak buatanmu. Aku pemakan daging – Hahhahaa dan
aku telah mencoba berbagai macam daging.” Jawab wanita itu dengan penuh percaya
diri.
“Seperti?”
“Seperti... Ayam, kelinci, sapi, ikan,
babi..”
“Sangat biasa, tak ada yang ekstrim?”
“Tentu saja ada, kau benar benar ingin
tau?"
“Ya, beritau padaku daging apa saja yang
telah kau makan.” Ujarku dengan penuh penasaran.
“Aku pernah makan daging kelelawar,
tikus, anjing, buaya..”
“Sangat mengejutkan. Yang mana paling
enak?”
Wanita itu terdiam seperti sedang
memikirkan sesuatu, dia seperti sedang mengingat ingat daging mana yang paling
enak yang pernah masuk kedalam kerongkongannya.
“Paling enak... Daging kucing yang
terbaik.”
Aku terdiam kaget mendengar ucapan wanita asing itu, seketika dia hanya terdiam kemudian menjulurkan
lidah untuk mengelap bibirnya agar nampak basah. Pekikan gitar dan lengkingan suara Chuck Berry membahana memenuhi
seluruh isi dapur yang sangat sempit.
“Daging kucing adalah yang terbaik dari
yang terbaik, memang tak seenak daging babi namun feeling ketika mengunyahnya tak dapat dilupakan. Kenikmatan orgasme pun
tak sebanding dengan lembutnya daging kucing. Kucing hewan penuh mistis,
memakannya pun seperti membawa hawa mistis yang pekat.”
“Mistis seperti apa?”
“Di mesir kucing dianggap dewi perlingungan dalam
wujud Dewi Bast.”
“Aku pernah membaca tentang itu, makanya aku
memelihara kucing..”
“Kau pernah mendengar cerita mesir kuno
tentang kucing?”
“Belum, ceritakan padaku..”
“Jika kau bertemu dengan kucing yang bisa
bicara, berbicara apa saja dengan kucing itu maka kau akan mengalami
kebalikannya. Apa yang kau rasakan dan apa yang kau lakukan itu hanya ilusi
dari kebalikan dari kenyataan. Aku makan kucing ketika
sedih maka aku percaya akan senang.”
“Apa itu berhasil?” Tanyaku penasaran.
“Aku tak tau pasti, tapi kurasa
berhasil.”
Aku tak sanggup lagi meneruskan
pembicaraan aneh dengan wanita itu, hal basa basi tiba tiba saja menjadi serius
dan mengerikan.
“Tapi aku tak pernah lihat daging yang
akan kau masak, daging apa itu?” Tanya wanita asing itu.
“Bukan apa apa.”
“Apa itu wagyu?”
“Bukan.”
“Daging babi?”
“Sama sekali bukan.”
“Lantas itu daging apa?”
“Mason. Ini daging Mason.” Jawabku dengan
sedikit emosi.
“Mason? Hewan apa itu?”
“Bukan hewan, dia kekasihku. Aku sangat
menyayanginya dan itu adalah dagingnya.”
“Benarkah? Apa kau gila?!!”
Tiba tiba saja nyanyian Chuck Berry
berhenti, sepertinya handphone mati kehabisan batre. Keadaan ini seketika
membuat semuanya sunyi dan arah pembicaraan semakin serius.
“Tidak, aku tak gila. Aku mencintainya
lantas apa aku salah jika aku ingin memiliki dia seutuhnya? Aku hanya ingin
memakan dagingnya agar dapat bersatu seutuhnya, agar darah kami dapat menyatu.
Aku miliknya dan dia hanya milikku.”
“A... Apa... yang membuatmu melakukan ini
padanya?”
“Tampaknya dia sedang mabuk. Dia datang kemari tadi siang lalu meminta putus. Dia bilang, dia telah bertemu dengan
seorang wanita lebih tepatnya seorang
chef, yang lebih mengerti dirinya
dibanding aku. Aku tau dia sedang banyak masalah di kantor, lalu aku memberi obat penenang pada minumannya agar dia dapat
beristirahat.”
“Kau gila!! Gilaa!”
“Aku tidak gila!! Aku hanya manusia yang
diciptakan dari ketidaksempurnaan.”
Wanita asing itu mundur selangkah sepertinya
dia menjadi takut kepadaku setelah apa yang telah kukatakan barusan.
“Aku tak ingin membuatnya menderita karna cinta dan pekerjaan. Saat dia tak sadar, aku jepit kepalanya diantara meja dengan badan di bawah dan kepala bagian otak berada di atas meja. Lalu bagian tengkorak kukuliti sehingga tampak bagian otak yang masih berdenyut, seperti kejadian di film Hannibal. Aku memakan otaknya, dapat kurasakan energi yang selalu dia pancarkan. Aku ingin dia sepenuhnya menjadi milikku maka kumutilasi dia dan kujadikan steak sebagai santapan malam. Itu kulakukan karna sangat menyayanginya.”
Aku menutup kedua mataku dengan erat, semua kenangan bersama Mason datang membabi buta dalam pikiranku. Seketika muncul perasaan penyesalan jauh dari dalam lubuk hati, aku tak kuat menahan tekanan yang tiba tiba muncul seperti ini. Aku telah membunuh Mason, orang yang yang paling kusayangi. Aku hanya ingin kisah cintaku berakhir bahagia seperti kisah indah Snow White, dia adalah pria berkuda yang akan menyelamatkanku dari Ratu yang jahat. Tapi apa yang dia lakukan setelah menyelamatkanku, dia malah melakukan hal yang sama jahatnya dengan ratu iblis. Jika memang aku tak bisa memilikinya maka wanita lain pun tak bisa, Mason akan selalu ada dalam darahku, aku akan memilikinya selamanya.
“Maaf telah membuatmu takut...”
Aku membuka mata dari cengkreman erat tanganku tapi kudapati ternyata wanita itu sudah tak berada lagi di tempatnya, mungkin dia telah kabur karna takut mendengar pengakuanku. Tapi bagaimaa mungkin dia kabur? Aku sama sekali tak mendengar jejak langkahnya.
Tiba tiba saja aku dikagetkan dengan suara piring yang terjatuh ke lantai, piring yang jatuh karna tersenggol oleh kucing spinx peliharaanku. Kucing telanjang tanpa bulu yang sangat kusanyangi, kucing yang kuberi nama Clarice. Clarice diam tak bersuara, dia hanya menjilati bibir dengan lidahnya yang menjulur keluar.
“Apa aku membuatmu takut, Clarice?” Seperti orang gila aku mencoba berbicara kepada kucing yang hanya bisa menatapku dengan nanar.
“Halusinasiku saja, sepertinya aku tadi berbica dengan orang asing..”
“Orang asing?”
Tiba tiba saja aku mendengar suara tepat dari arah Clarice berdiri. Suara yang terkesan meremehkan dan menunjukan ketidaksukaan yang teramatsangat terhadap ucapanku barusan. Aku tak yakin apakah benar Clarice berbicara.
“Kau kira dari tadi bicara dengan siapa?” Suara lirih keluar dari mulut Clarice.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar